TEKNIK SAMPLING DALAM STATISTIK
TEKNIK SAMPLING DALAM STATISTIK
oleh :
Slamet Wahyudi
1617201036
4 ES-A
Teknik Pengambilan
Sampel
Secara umum, pengambilan sampel biasanya
dilakukan dengan dua cara yaitu random(acak) dan nonrandom
(tidak acak). Pengambilan dengan cara random yaitu pengambilan
sampel yang dilakukan dengan mengundi, menggunakan tabel bilangan
acak/random atau dengan menggunakan bantuan komputer. Sedangkan
pengambilan sampel dengan non randon atau disebut juga incidental sampling, dilakukan
tidak secara acak.
1. TEKNIK SAMPLING RANDOM
Ada tiga jenis sampling yang termasuk pada teknik sampling random yaitusampling
random sederhana (Simple Random Sampling), sampling bertingkat (Stratified
Sampling), dan sampling kluster/area (Cluster Sampling).
a. Sampling Random Sederhana
(Simple Random Sampling)
Teknik ini dikatakan random sederhana
karena cara mengambil sampel dari populasi dilakukan secara random (acak)
dengan tidak mempertimbangkan strata atau tingkatan dalam populasi.Pengambilan
sampel dengan teknik ini dapat dilakukan dengan cara sistematis/ordinal yang
merupakan teknik untuk memilih anggota sampel melalui peluang.
b. Sampling Bertingkat (stratified
random sampling)
Teknik
sampling bertingkat ini digunakan apabila populasinya heterogen atau terdiri
atas kelompok-kelompok yang bertingkat serta jumlah sangat banyak. .
Penentuan strata dilakukan berdasarkan karakteristik tertentu. Misalnya :
menurut umur, latar belakang pendidikan, dan sebagainya.
Penerapan
teknik stratified random sampling misalnya jika kita memiliki populasi disebuah
Madrasah Aliyah sebanyak 100 0rang. Siswa kelas1 = 25, 2 = 60 dan 3 = 15.
Sedangkan besar anggota sampel = 80 sehingga besar masing-masing sampel
untuk A, B, dan C dapat dihitung sebagai berikut : untuk A :
(25/100) x 80 = 20 orang, B : (60/100) x 80 = 48 orang,
dan C : (15/100) x 80 = 12 orang.
Sehingga jumlah sampel seluruhnya sebanyak 80 orang. Untuk lebih jelasnya
perhatikan tabel dibawah ini:
No
|
Kelas
|
Jumlah
Siswa
|
%
Dalam Populasi
|
Jumlah
Sampel
|
1.
|
Satu
|
25
|
25%
|
20
|
2.
|
Dua
|
60
|
60%
|
48
|
3.
|
Tiga
|
15
|
15%
|
12
|
|
Jumlah
|
100
|
100%
|
80
|
c. Sampling Kluster
Terkadang dalam penelitian, populasi tidak
dapat diketahui secara pasti. Misalnya penelitian tentang siswa SMP di Sulawesi
Utara. Tidak mungkin kita dapat menghimpun data semua siswa SMP yang ada di Sulawesi
Utara. Kalaupun mungkin, datanya akan sangat banyak. Untuk mengatasi masalah
tersebut, maka kita dapat menggunakan tekhnik sampling cluster. Karena itulah
teknik sampling ini disebut juga sebagaiteknik sampling daerah.
Pada penggunaan teknik
sampling kluster, biasanya digunakan dua tahapan, yaitu tahap pertama
menentukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang/orang atau objek
yang dijadikan penelitian pada
daerah yang terpilih yang dilakukan secara random.
TEKNIK
SAMPLING NONRANDOM
Tidak ada prinsip ke randoman (prinsip
teori peluang) pada teknik sampling nonrandom. Dasar penentuannya
adalah pertimbangan-pertimbangan tertentu dari peneliti atau dari
penelitian. Tanpa prinsip ini, konsekuensinya penelitian dari sampel nonrandom
tidak dapat digunakan pada sebuah penelitian eksplanatif yang menguji
hipotesis tertentu, misalnya penelitian korelasional
Ada beberapa jenis sampel nonrandom yang sering digunakan dalam
penelitian sosial/
penelitian
komunikasi, diantaranya adalah:
a. Sampling Sistematis
(Systematical Sampling).
Teknik ini sebenarnya dapat termasuk
kepada teknik random sampling sederhana yang digunakan secara ordinal. Artinya
anggota sampel dipilh berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiap kelipatan
10atau 100 dari daftar pegawai disuatu kantor, pengambilan sampel hanya nomor
genap atau yang ganjil saja, dll.
b. Sampling
Aksidental (accidental sampling).
Sampel ini sering disebut sebagai sampel
kebetulan karena pengambilannya tanpa direncanakan terlebih dahulu. Hal inilah
yang menjadikan sampel ini sering kali disebut convenience sampling atau sampel keenakan.
c.
Sampling Kuota (quota sampling).
Teknik sampling kuota merupakan teknik
sampling yang hampirsama dengan teknik sampling strata. Perbedaannya
hanya pada cara mengambil sampel yang tidak dilakukan secara random tetapi
berdasarkan keinginan peneliti.
d.
Sampling Purposif (purposeful sampling).
Dasar penetuan sampel pada teknik sampling
ini adalah tujuan penelitian. Teknik purposive ini digunakan dalam upaya
memperoleh data tentang masalah yang memerlukan sumber data yang memilki kualifikasi
spesifik atau kriteria khusus tertentu.
e.
Sampling Bola Salju (Snowball Sampling).
Teknik penentuan sampel bola salju ini
digunakan apabila jumlah sampel yang diketahui hanya sedikit. Dari sampel yang
sedikit tersebut peneliti mencari informasi sampel lain dari yang
dijadikan sampel terdahulu, sehingga makin lama jumlah sampelnya makin banyak.
f. Sampling Double
Teknik doubel sampling ialah pengambilan
sampel yang mengusahakan adanya sampel kembar, yaitu sampel yang diperoleh
secara angket (terutama angket yang diperoleh melalui pos). Dari cara itulah terdapat
angket yang kembali dan tidak kembali. Masing-masing kelompok dicatat, kemudian
bagi angket yang tidak kembali dipertegas dengan interviu. Jadi sampling kedua
ini berfungsi mencek sampling pertama (yang angketnya kembali).
g. Sampling Area probability
Teknik ini menghendaki cara pengambilan
sampel yang mendasarkan pada pembagian area (daerah-daerah) yang ada pada
populasi. Yaitu daerah yang ada pada populasi di bagi
bagi menjadi beberapa daerah yang lebih kecil.
h. Sampling proporsional
Teknik ini menghendaki cara pengambilan
sampel dari setiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub
populasi tersebut. Cara ini dapat memberi landasan generalisasi yang lebih
dapat dipertanggung jawabkan dari pada apabila tanpa memperhitungkan besar kecilnya
sub populasi dan setiap sub populasi.
REFERENSI
Hadi, sutrisno; 2001 “statistik”(gramedia:yogyakarta)
pada tanggal 18 Mei 2018 pukul 09.30
Komentar
Posting Komentar